Tiga mahasiswa itu
sendiri tak begitu memiliki alasan tersendiri mengapa harus berkuliah di UIT,
yang pasti mereka sudah cukup senang bisa lolos seleksi beasiswa BIDIK MISI
lalu berkuliah di kampung halaman mereka, ketimbang harus kehilangan masa
penghujung usia remaja mereka setelah sebelumnya harus hidup tanpa menggoreskan
sejarah hidup bahwa, 'saya dulu mahasiswa', setidaknya ada kebanggaan
tersendiri ketika kelak hidup di kampung halaman, atau sekedar sebagai
'pelarian' karena universitas yang mereka impikan harus benar-benar menjadi
mimpi belaka, atau mungkin orang tua mereka terlalu khawatir jika sang buah
hati kelak tidak menjadi manusia yang beragama sehingga harus berkuliah di
sana, atau apalah...
Sepertinya bagi Ahfa, Fahrin, dan Joko itu bukan sebuah alasan, namun setelah semester pertama perlahan Joko, mahasiswa Fakultas Ushuluddin, sudah menemukan jati dirinya, pemikiran Whitehead dan Arkoun telah memantapkannya bersiap menjadi tokoh filsuf pula. Buktinya, teman Ahfa dan Fahrin saja rela ia tinggalkan ngekos di tempat lain hanya karena menurutnya kurang komunikatif dengan mereka, meski keduanya tidak tahu alasan kepindahannya dua bulan lalu, biar dekat masjid katanya. Sementara Fahrin, masih terjebak dalam nuansa romantisme SMAnya, sepertinya semua harus selalu berada di bawahnya, persis ketika ia menjadi ketua OSIS dulu. Persetan dengan guru! Ia aktif di UKM KAPAK, kegitan mahasiswa di bidang musik. Ahfa seorang mahasiswa fakultas komunikasi, jurusan jurnalistik, sama seperti Fahrin. Ia lebih bersemangat di dunia infotainment, penyiaran dan kejurnalistikan, hal tersebut semakin menggebu-gebu setelah kehadiran sosok Renny, kakak kelas semesternya di fakultas yang sama namun berbeda jurusan, Renny mahasiswi KPI.
Pagi ini, pagi yang cerah sekaligus hari yang melelahkan, begitu seterusnya dalam dua minggu ke depan, mereka tengah melaksanakan UAS. Meski begitu Ahfa tak begitu peduli dengan hasil UAS, sebab dua hari lalu ia baru usai mengikuti ujian seleksi menjadi penyiar di Radio Komunikasi Kampus (RKK), kak Renny sendiri adalah ratu penyiar di radio komunitas tersebut. Ahfa senantiasa merasakan kekuatan tersendiri mendengar suara kak Renny di balik sana, karakter suara ka Renny seperti candu, candu yang begitu nikmat bagi jiwa Ahfa, iya, dia begitu mengidolakan kak Renny.
Senin, 16 Juni 2011 (01.45)
UAS hari ini lumayan melelahkan. Awal bulan depan pengumuman kelulusan seleksi penyiar RKK. Jika tidak lulus UAS, aku rela saja, tapi jika tidak lulus seleksi jadi penyiar di RKK...duh Gusti|
+++
Sepertinya bagi Ahfa, Fahrin, dan Joko itu bukan sebuah alasan, namun setelah semester pertama perlahan Joko, mahasiswa Fakultas Ushuluddin, sudah menemukan jati dirinya, pemikiran Whitehead dan Arkoun telah memantapkannya bersiap menjadi tokoh filsuf pula. Buktinya, teman Ahfa dan Fahrin saja rela ia tinggalkan ngekos di tempat lain hanya karena menurutnya kurang komunikatif dengan mereka, meski keduanya tidak tahu alasan kepindahannya dua bulan lalu, biar dekat masjid katanya. Sementara Fahrin, masih terjebak dalam nuansa romantisme SMAnya, sepertinya semua harus selalu berada di bawahnya, persis ketika ia menjadi ketua OSIS dulu. Persetan dengan guru! Ia aktif di UKM KAPAK, kegitan mahasiswa di bidang musik. Ahfa seorang mahasiswa fakultas komunikasi, jurusan jurnalistik, sama seperti Fahrin. Ia lebih bersemangat di dunia infotainment, penyiaran dan kejurnalistikan, hal tersebut semakin menggebu-gebu setelah kehadiran sosok Renny, kakak kelas semesternya di fakultas yang sama namun berbeda jurusan, Renny mahasiswi KPI.
Pagi ini, pagi yang cerah sekaligus hari yang melelahkan, begitu seterusnya dalam dua minggu ke depan, mereka tengah melaksanakan UAS. Meski begitu Ahfa tak begitu peduli dengan hasil UAS, sebab dua hari lalu ia baru usai mengikuti ujian seleksi menjadi penyiar di Radio Komunikasi Kampus (RKK), kak Renny sendiri adalah ratu penyiar di radio komunitas tersebut. Ahfa senantiasa merasakan kekuatan tersendiri mendengar suara kak Renny di balik sana, karakter suara ka Renny seperti candu, candu yang begitu nikmat bagi jiwa Ahfa, iya, dia begitu mengidolakan kak Renny.
Senin, 16 Juni 2011 (01.45)
UAS hari ini lumayan melelahkan. Awal bulan depan pengumuman kelulusan seleksi penyiar RKK. Jika tidak lulus UAS, aku rela saja, tapi jika tidak lulus seleksi jadi penyiar di RKK...duh Gusti|
+++
''Radio itu seperti benda ajaib, dan
penyiar itu adalah seorang penyihir! Seorang penyiar harus bisa memberikan
nuansa magis kepada pendengarnya, memotivasi, menginspirasi, dan selalu
memberi. Anda sekalian juga dituntut dapat menampilkan sesuatu yang abstrak dan
nonvisual menjadi sesuatu visual, dengan penggambaran yang teliti. Anda semua
harus bisa menyajikan sesuatu yang tampak sepele menjadi hal yang bermakna bagi
pendengar, sentuh unsur indera mereka, buat mereka menghirup, merasa,
mendengar, meraba, mainkan imajinasi mereka, hingga mereka hanyut dalam
festifal simfoni imajinasi mereka, bring them to the their own theater of
minds! Kunci kesuksesan siaran radio adalah 80%personalitas penyiarnya''
Kata sambutan kak Renny begitu menghujam dalam sanubari Ahfa, dia hampir saja menangis jika saja tak malu karena duduk di depan. Bulu kuduknya merinding. Dia bak musafir kehausan yang menemukan oase dengan segala kenikmatannya. Sebenarnya bukan karena kata-katanya, melainkan sosok yang berbicara itu... ''Terlalu jauh masuk ke hati, bulan lalu saat demamku, hari rabu, kamis, dan jum'at adalah hari yang kunantikan, sekedar untuk mendengarmu berbicara, tertawa, bercoleh. Awal semester kau juga yang pertama mengatakan, ''Selamat berpetualang di dunia kampus, jaga semangat ya buat adik-adik baru!'' lagu yang aku request for someone kemarin, sebenarnya untuk kamu...''
Jantungnya berdetak kencang ketika kepala RKK usai menyampaikan sambutan pada terakhir di hadapan segenap hadirin. Suasana dingin air conditioner semakin membuat segenap peserta seleksi lainnya kedinginan, cemas, dan takut. Tiga bulan mengikuti pelatihan, dari puluhan peserta yang lolos hanya akan ada delapan orang. Empat mahasiwa dan mahasiswi.
Selasa, 3 Juni 2011 (22.45)
Thanks God...! I'll be her best partner in broadcasting, I swear.|
Kata sambutan kak Renny begitu menghujam dalam sanubari Ahfa, dia hampir saja menangis jika saja tak malu karena duduk di depan. Bulu kuduknya merinding. Dia bak musafir kehausan yang menemukan oase dengan segala kenikmatannya. Sebenarnya bukan karena kata-katanya, melainkan sosok yang berbicara itu... ''Terlalu jauh masuk ke hati, bulan lalu saat demamku, hari rabu, kamis, dan jum'at adalah hari yang kunantikan, sekedar untuk mendengarmu berbicara, tertawa, bercoleh. Awal semester kau juga yang pertama mengatakan, ''Selamat berpetualang di dunia kampus, jaga semangat ya buat adik-adik baru!'' lagu yang aku request for someone kemarin, sebenarnya untuk kamu...''
Jantungnya berdetak kencang ketika kepala RKK usai menyampaikan sambutan pada terakhir di hadapan segenap hadirin. Suasana dingin air conditioner semakin membuat segenap peserta seleksi lainnya kedinginan, cemas, dan takut. Tiga bulan mengikuti pelatihan, dari puluhan peserta yang lolos hanya akan ada delapan orang. Empat mahasiwa dan mahasiswi.
Selasa, 3 Juni 2011 (22.45)
Thanks God...! I'll be her best partner in broadcasting, I swear.|
+++
Sudah tujuh bulan Ahfa menjadi penyiar kampus di RKK, suaranya begitu merdu, ada puluhan sms request yang tak sempat terbaca setiap di on air, gaya bahasanya sangat berkarakter, kelancaran ngomong, kehalusan mixing- memadukan lagu, memutar iklan, mengatur keseimbangan level bunyi, begitu rapi. Sebuah pelajaran peninggalan berharga dari kak Renny yang begitu 'digilainya' pada waktu masa pelatihan dulu, setelah sebelumnya kak Renny pun memutuskan untuk tidak maju pada pemilihan ketua RKK karena mengundurkan diri, padahal tidak ada yang meragukan skillnya. Ingin fokus kuliah dan bekerja di luar katanya, dia gadis mandiri.
Harapan Ahfa pupus untuk bisa lebih dekat dengan kak Renny, butuh beberpa waktu untuk melupakannya, ia adalah idolanya, dan kini ia duduk di kursi di mana kak Renny dulu pernah 'menyihirnya'. Dia duduk berdampingan dengan Agnes, mahasiswi sunda asal Depok, partnernya dalam bertugas. Tanpa ia sadari namanya kini selalu menjadi obrolan para mahasiswi di kampus UIT.
Senin, 6 Maret 2012 (22.35)
Tuhan, skenariomu begitu anggun...|
+++ (RK)
0 komentar:
Posting Komentar