Kenyataan lahirkan kesadaran
Menghalal keraguan...
Saat ini kita menuai cinta
Maka biarkanlah waktu berjalan
Apa adanya...
Alunan lagu Tony Rastafara menghangatkan suasana santai Jarot dan beberapa kawannya di bibir Situ Gintung. Aziz yang masih berseragam abu-abu putih dengan rancak memetik gitar dan terus bersenandung di bawah indah pemandangan terbenamnya matahari sore hari.
![]() |
Situ Gintung menjelang terbenamnya matahari |
Lokasi tragedi jebolnya bendungan pada 27 Maret tiga tahun silam itu, Situ Gintung, sejak setelah direnovasi kembali diminati oleh pengunjung dari berbagai daerah Tangerang dan sekitarnya. Selain untuk bersantai menikmati pemandangan Situ Gintung pengunjung bisa membeli berbagai makanan dan minuman di sekitar bendungan tersebut.
Akses menuju bendungan Situ Gintung cukup mudah, bendungan yang terletak di Tangerang, Ciputat, tepatnya di desa Cirendeu, dapat didatangi dengan menaiki angkutan umum arah Lebak Bulus dari depan kampus UIN Jakarta, cukup dengan Rp 2000. Bagi pengunjung bersepeda motor, di sekitar bendungan harus membayar karcis parkir sebesar Rp 2000.
Tempat ini seringkali digunakan tempat nongkrong oleh pengunjung dari berbagai usia. "Tiap sore, kalau cuaca bagus di sini ramai, apalagi hari Minggu pagi," ucap Indah (15), siswi kelas 1 SMK Thamrin. Dia baru saja pulang sekolah lalu mampir sejenak bersama kawan-kawannya. "Kalau mau yang ramai, malam Minggu ke sini aja," imbuh Yanni (15), teman satu kelas Indah.
![]() |
Beberapa pengunjung tengah asyik memancing |
Di sepanjang bendungan Situ Gintung bisa dijumpai penjual makanan dan minuman seperti somay, bakso, mie ayam, cimol, roti bakar, tahu petis, kopi susu, es kelapa, es teh dan lain sebagainya. Menurut Mama Eva (43), penjual minuman, pada hari Sabtu sore bendungan ini juga ramai didatangi oleh pengunjung, terutama kalangan muda mudi.
Tiap sore bendungan Situ Gintung ramai oleh pengunjung, hal tersebut membuat Mama Eva dan penjual lainnya dapat menambah rezeki dengan berjualan, meski demikian terkadang ia harus membayar uang 'pajak' Rp 5000 agar bisa tetap berjualan di sana,"Tergantung, Mas, kalau lagi ramai kadang-kadang ditarik uang dua kali," ujarnya dengan dengan logat Jawa.
"Hari minggu pagi itu yang paling rame, Mas, di dekat tugu itu ada senam bersama, olahraga pagi, jogging, bersepeda, tapi kalau cuaca buruk ya sepi," tuturnya.
Dari atas bendungan, pengunjung dapat melihat sebuah Tugu yang didirikan guna mengenang korban jebolnya bendungan Situ Gintung tersebut beberapa waktu silam.
Di dekat tugu itu juga terdapat Masjid Jabal Rahma.
Konon, pada saat tragedi Situ Gintung masjid tersebut tidak mengalami kerusakan yang parah dan tetap berdiri kokoh, padahal jaraknya hanya sekitar 20 meter dari lokasi jebolnya tanggul, lagi, bangunan di sekelilingnya hancur.
0 komentar:
Posting Komentar