Rabu, 23 Januari 2013

Libur


Libur semester sedang berlangsung. Suasana kampus lebih lengang dibanding hari-hari aktif perkuliahan. Beberapa mahasiswa ada telah pulang ke kampung halamannya masing-masing, memanfaatkan waktu dengan bekerja mencari nafkah, ada pula pula yang memanfaatkan waktu liburan mengambil kursus bahasa. Aku sendiri masih aktif menggiati rutinitas sebagai anggota unit kegiatan mahasiswa, lembaga pers mahasiswa, Institut.  Mempersiapkan resolusi guna menyambut semester depan.

Nilai ujian akhir semester satu per satu mulai ‘nongol’. Sebenarnya sih nggak terlalu penting, tapi entah kenapa hati ini sedikit terusik menanti kehadirannya (apaan sih, mat?). Nilainya baik-baik saja, seperti biasa, didominasi huruf A. Sudahlah, nilai formatif seperti itu bukan standar utama yang menunjang kesuksesan seseorang kelak. 

Rabiah Al-Adawiyah



A.    Pembukaan

Segala puji bagi Allah, salawat dan salam bagi Muhammad, para sahabat dan karib kerabatnya. Setelah abad pertama Hijriah, kehidupan duniawi mulai memengaruhi kaum muslimin. Di antara kaum muslimin ada yang sudah tenggelam dalam kehidupan materi, karena terjadi perlombaan di antara mereka untuk merebut harta duniawi. Akhlak manusia telah merosot sedemikian rupa, kemungkaran terjadi di mana-mana, sehingga keadaan itu menghancurkan sendi-sendi kehidupan masyarakat. Melihat keadaan ini, para ulama salaf yang merasa terpanggil untuk menyelamatkan umat Islam, dengan membersihkan agama Islam dari ajaran yang tidak benar. Para ulama yang berjasa dalam mempertahankan kesucian agama Islam dari ajaran yang tidak benar, para ulama yang berjasa dalam mempertahankan kesucian agama Islam dapat digolongkan dalam tiga kelompok besar. Masing-masing kelompok mengemban tanggung jawab sesuai dengan tuntutan masa waktu itu.[1]

Timbulnya tiga kelompok ini bukan secara kebetulan, tapi mempunyai dasar agama yang kuat. Jibril a.s. ketika mendatangi Rasulullah untuk mengajar kaum muslimin pernah bertanya kepada beliau tiga masalah Islam, Iman, dan Ihsan. Tugas dari kelompok pertama adalah menjaga kedudukan Islam, dan pokok-pokok ajarannya. Pemimpin-pemimpin kelompok dengan pengikut-pengikut mereka yang mulia. Kelompok kedua bertugas memelihara dan mempertahankan kedudukan iman, dan dasar-dasarnya. Di antara tokoh-tokoh kelompok ini adalah Al-Asy’ari dan para sahabatnya.

My Last Notes


Here, I try to increasing my English skill. I had been in Pare before joined to university. It’s important to me and everybody mastering this language knowing all of knowledge in this world. Most people in this world using English to communicate. English is language of knowledge. 

I got my notes which I wrote when I was there, studying at BEC which founded and lead by Mr. Kalend O., may God bless him and his family. Last time, before I went to Jakarta after graduate from his course I promise to him that I’ll increase my ability in English.

Pre-BEC, 2010, February.
Hmm. It seems childish. Poor me. But, it's okay:

Senin, 14 Januari 2013

Agama dan Pluralisme


Perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, tak terkecuali di bidang pendidikan. Sistem ujian yang seringkali tidak mengadaptasi perkembangan teknologi tersebut amatlah disayangkan. Dosen-dosen yang kurang mengikuti perkembangan teknologi dengan baik, seringkali terjebak dengan pola lama dalam memberikan ujian terhadap mahasiswanya. Akibatnya, aksi contek mencontek tak dapat dihindari. Selain membunuh kreatifitas anak didik, kupikir, cara lama membuat seseorang tidak berkembang. Baik dosen maupun mahasiswa.

Nanang Tahqiq, dosen Filsafat Islam-ku, tidak termasuk kategori dosen tersebut. Sikapnya yang sangat egaliter membuat nuansa belajar terang temaram. Pada saat UAS kemarin, ia dengan kreatif memberikan kami tugas membuat biografi tokoh Islam di Indonesia, berikut membedah ide pemikirannya. Indonesia mempunyai banyak tokoh keislamanan yang tak kalah dengan tokoh-tokoh di luar negeri. Dituntut kreatifitas dan pemahaman secara individu dalam mengerjakan tugas ujian dengan sistem seperti ini. Thankyou, Nanang Tahqiq.

Mengenai Saya

Foto saya
I am a longlife learner. Colleger of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010, Faculty of Usul al-Din, Department of Theology and Philosophy.