Sabtu, 24 Juni 2017

Ustad Hotel


Abdul Razaq, sang ayah, harus menunggu hingga kelahiran kelima untuk punya anak lakilaki, Faizal. Jatuh sakit, di usia batita, Faizal, dan keempat kakak perempuannya, sesenggukan menyaksikan kemangkatan ibu mereka. Farida. Razaq pun memboyong seluruh anaknya ke Dubai meninggalkan kampung halaman.

Sesungguhnya, dalam diri Faizal (Faizi) mengalir bakat sang kakek, Karim Ikka. Sejak kecil, ia begitu menggemari urusan perdapuran. Razaq sendiri teramat menentang hal itu karena dianggapnya sebagai pekerjaan memalukan. Ia keras ingin memutus mata rantai generasi anak cucunya dari label ‘tukang masak’.

Saat dewasa, jelang merantau ke Swiss untuk berkuliah, Faizi dan Razaq bersepakat agar bungsunya itu mengambil jurusan perhotelan. “Sepulangmu, Nak, dengan harta kekayaanku, kita akan mendirikan hotel bintang lima untuk kau kelola,” kata Razaq.

Mengenai Saya

Foto saya
I am a longlife learner. Colleger of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010, Faculty of Usul al-Din, Department of Theology and Philosophy.