![]() |
Bertemu Megawati pasca Pilpres 2019 |
Seumur-umur lihat Pemilu, baru pada 2019 inilah yang paling
menegangkan. Entahlah, akan seperti apa pemilu ke depan. Rematch antara Joko
Widodo vis a vis Prabowo Subianto ini akan selalu terkenang dalam benak
masyarakat Indonesia. Pasalnya, gelombang demonstrasi terus bergejolak, hingga
gugur korban nyawa. Semoga ini kali terakhir kalinya, ya. Amin. ;)
Suasana keterbelahan hingga saat menjelang hari pencoblosan
amatlah terasa. Kedua kubu saling menggelari. Cebong untuk kubu pendukung
Jokowi. Kubu Prabowo sendiri disebut Kampret. Media sosial memfasilitasi terjadinya
perang hujat dan caci maki yang amat mengerikan. Aduh, pokoknya kalau ingat
masa kampanye, kadang sampai ketawa sendiri. Mungkin karena kelewatan panas,
jadinya malah lucu. Segala jenis umpatan bertebaran ke sana ke mari.
Sebenarnya sih, baik Jokowi maupun Prabowo itu sama-sama
punya kelebihan. Mereka juga beriktikad baik untuk memajukan bangsa. Hanya saja
caranya berbeda. Siapapun saat itu yang menang saat itu akan mewarnai cerita perjalanan
kepemimpinan negara ini dengan gayanya masingmasing. Tapi aku cuma mau bahas Prabowo
saja. Ada tiga hal dari Prabowo yang menarik untuk dicontoh masyarakat jika
seandainya sebagai jadi presiden.
Sosok Pluralis.
Gelar ini tentu saja sudah sangat akrab bagi Presiden Gus Dur. Iya, betul. Gus
Dur orang yang konsisten memperjuangkan pluralisme. Tapi, Prabowo adalah
pluralisme itu sendiri. Dalam barisan pendukungnya terdapat masyarakat dari
berbagai jenis kalangan: golongan, suku, ras. Terutama dari aspek agama. Mulai
dari yang paling liberal (Kiri) hingga yang paling konservatif (Kanan) dengan
amat mengherankan, namun begitulah adanya, bisa duduk bersama menjadi pendukung
Prabowo. Bagi saya ini salah satu keunikan Pilpres 2019.
Prabowo sendiri adalah sosok yang lahir dari rahim ibu
beragama Katolik. Keluarga besar Prabowo merupakan non-muslim. Bahkan adik
kandungnya, Hasyim Djojohadikusumo, yang menjadi orang penting dalam perjuangan
politik Prabowo sendiri beragama Kristen. Ini merupakan contoh yang baik bagi
masyarakat Indonesia. Ini membuktikan betapa perbedaan agama bisa merawat kehangatan
sebuah keluarga, apalagi masyarakat. Agama bukanlah sesuatu yang harus membuat
kita terpecah belah.
![]() |
Kutu Buku.
Prabowo adalah pembaca yang baik. Dia menghilangkan stigma bahwa tentara cuma
bisa bawa senjata. Prabowo soldier-scholar. Lebih dari membaca. Dia menulis
beberapa buku. Sebagaimana telah menjadi rahasia umum, betapa kita sangat
tertinggal dalam urusan literasi jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia
Tenggara sekalipun.
Kurangnya minat literasi membuat masyarakat tertinggal karena tidak punya kemampuan berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan ‘bahan bakar’ untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Kemajuan sebuah negara berbanding lurus dengan minat baca
masyarakatnya. Oleh karena itu, jika Indonesia ingin bertransformasi menjadi
negara yang unggul, maka membaca merupakan prasyarat utama. Indonesia
memerlukan contoh dalam urusan baca membaca oleh kepala negaranya. Prabowo
dapat menjadi contoh yang sangat baik bagi inspirasi pengembangan literasi di
Indonesia.
Patriotik. Nah,
kalau yang ini mungkin sudah mafhum. Karir yang panjang di dunia militer,
Prabowo sangat akrab dengan doktrin nasionalisme. Mereka yang berupaya memecah
belah NKRI tentu saja akan berurusan dengan Prabowo. Dia berkalikali menegaskan sebagai seorang patriot yang tidak akan pernah mengkhianati negara.
Dalam salah satu pernyataannya saat debat capres, dia
mengungkapkan bahwa siapapun yang mau merusak NKRI akan berhadap dengan dia
langsung. Doktrin sapta marga telah ia lakoni bertahun-tahun. Keinginannya untuk
menjadikan Indonesia menjadi negara hebat membuatnya tak kenal lelah untuk
berjuang melalui jalur politik. Seandainya dia mau beristirahat, akan lebih mudah
hidupnya.
Segala fasilitas hidup dan harta berlimpah. Tak perlu pusing
memikirkan nasib orang banyak. Tapi, dia tidak begitu. Dia terus gelisah dan
berusaha menciptakan perubahan agar Indonesia menjadi lebih maju. Dan dia
memilih politik sebagai jalan perjuangannya.
0 komentar:
Posting Komentar